Bantuan Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina dan Sudan, Diperkirakan Tiba di Mesir Kamis 4 April

KABUPATEN CIREBON,DBFM-Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI menerima Nota Diplomatik dari Negara Mesir dan Negara Sudan perihal permohonan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat, yang sedang menghadapi konflik dan wabah penyakit di kedua negara tersebut, dalam kondisi yang berbeda.

Pemerintah Mesir mengharapkan bantuan Pemerintah Indonesia untuk penanganan pengungsi warga Palestina yang masuk ke wilayah Mesir, sekitar Rafah Mesir (Gurun Sinai Utara), akibat adanya serangan (invasi) Israel ke Palestina di wilayah Gaza.

Pasca invasi darat Israel ke wilayah Gaza Utara dan Tengah, penduduk Gaza mengungsi ke wilayah Gaza Selatan dan menjadi wilayah terakhir yang paling aman di Gaza.

Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan, Senin malam 1 April 2024 (Selasa 2 April 2024, dini hari), Tim Aju akan berangkat ke Kairo Mesir dan Port of Sudan Sudan, dimana Tim Aju ke Kairo, Mesir, dipimpin oleh Brigjen Pol (Purn) Ary Laksmana Widjaja, sedangkan Tim Aju ke Port of Sudan, Sudan,dipimpin oleh Brigjen TNI Lukmansyah.

"Tugas Tim Aju adalah melakukan koordinasi dengan pihak otoritas setempat di Sudan dan Mesir dengan bantuan KBRI Khartoum dan KBRI Cairo dalam rangka kesiapan delegasi Indonesia yang akan membawa bantuan kemanusiaan untuk Sudan dan Rakyat Palestina melalui Pemerintah Mesir," kata Suharyanto dalam keterangan yang diterima, Senin (1/4/2024).

Dia menjelaskan, pada hari Rabu 3 April 2024, akan diberangkatkan dua delegasi bantuan kemanusiaan ke Sudan dan Mesir yang rencana akan dilepas oleh Presiden Joko Widodo dari Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Delegasi ke Cairo Mesir akan dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK), Muhadjir Effendy, sedangkan untuk delegasi ke Port of Sudan, Sudan, akan dipimpin oleh Letjen TNI Suharyanto.

"Diperkirakan seluruh delegasi akan tiba di Cairo dan Port of Sudan pada hari Kamis 4 April 2024 untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan serta melakukan beberapa kegiatan pertemuan dengan otoritas yang terkait di Mesir dan Sudan," ujarnya.

Diketahui, sampai dengan Maret 2024, korban invasi Israel di wilayah Gaza sejumlah 32.333 tewas (12.900 anak dan 8.400 wanita), 74.694 luka dan 8.100 hilang.

Saat ini, Rafah menampung lebih dari 1,5 juta pengungsi.

Pemerintah Mesir telah mengirimkan daftar permohonan bantuan berupa beberapa jenis barang yang sangat

dibutuhkan di lokasi pengungsi.

Sementara Pemerintah Sudan mengharapkan bantuan Pemerintah Indonesia untuk masyarakat Sudan yang menjadi korban konflik internal Pemerintahan serta berjangkitnya wabah Kolera di Sudan.

Konflik bersenjata di Sudan pecah antara Sudanese Armed Forces (SAF) dengan Rapid Support Forces (RSF) pada tanggal 15 April 2023.

Bentrokan terjadi akibat perebutan kekuasaan antara Panglima SAF, Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan, dan Kepala RSF, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo.

Area pertempuran terjadi di ibukota Sudan, Khartoum, sehingga Pemerintah berpindah sementara ke kota Port of Sudan.

Terkait kasus kolera, pada tanggal 26 September 2023, Sudan mengumumkan wabah kolera di Gedaref.

Setidaknya 2.525 kasus dugaan diare/kolera cair akut, yang saat ini juga makin meningkat.

Pemerintah Sudan telah mengirimkan daftar permohonan bantuan berupa peralatan medis dan pendukungnya kepada Pemerintah Indonesia.

Arahan Presiden RI, Joko Widodo, bahwa Pemerintah Indonesia akan memberikan bantuan kepada negara Mesir dan Sudan atas dasar kemanusiaan, berupa barang-barang sesuai dengan daftar permintaan yang diajukan oleh masing-masing negara, dengan nilai bantuan sebesar USD 1 juta, atau sekitar Rp 15 miliar per negara.

 

Artikel ini Bersumber:tribunnews.com